
Mimpi besar Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2026 akhirnya sirna setelah skuad Garuda tersingkir di fase akhir kualifikasi zona Asia. Kekalahan 0-1 dari Irak pada Minggu, 12 Oktober, menjadi pukulan telak bagi tim asuhan Patrick Kluivert, sekaligus menutup peluang mereka untuk melangkah ke babak berikutnya.
Gol tunggal Irak tercipta pada menit ke-76 lewat sepakan keras dari Zidane Iqbal. Meskipun kiper Maarten Paes tampil gemilang dengan beberapa penyelamatan penting, ia tak mampu menahan bola yang meluncur deras ke arah gawang.
Hasil ini menempatkan Indonesia di posisi terbawah Grup B, setelah sebelumnya juga mengalami kekalahan 2-3 dari Arab Saudi pada pertandingan pembuka, Kamis, 9 Oktober.
Tak lama setelah kegagalan itu, PSSI resmi mengumumkan penghentian kontrak Patrick Kluivert pada Kamis, 16 Oktober 2025. Dalam pernyataan resminya, federasi menyebut keputusan tersebut diambil berdasarkan kesepakatan bersama.
“Langkah itu diambil berdasarkan evaluasi internal dan rencana strategis masa depan untuk pengembangan tim nasional,” tulis PSSI dalam keterangan resminya.
Patrick Kluivert, legenda sepak bola Belanda yang ditunjuk beberapa bulan lalu, awalnya diharapkan bisa membawa semangat baru dalam permainan timnas. Namun, performa yang tak kunjung membaik serta hasil buruk di kualifikasi membuat posisinya goyah.
Patrick Kluivert, legenda sepak bola Belanda yang ditunjuk beberapa bulan lalu, awalnya diharapkan bisa membawa semangat baru dalam permainan timnas. Namun, performa yang tak kunjung membaik serta hasil buruk di kualifikasi membuat posisinya goyah.
Kritik dan Reaksi Publik
Pemecatan Kluivert segera menjadi trending topic di media sosial. Banyak pendukung Garuda yang meluapkan kekecewaan mereka terhadap PSSI, menyebut keputusan itu sebagai bukti inkonsistensi manajemen.
Sebagian warganet menyoroti bahwa pemecatan ini terasa seperti “karma” setelah federasi sebelumnya berpisah dengan Shin Tae-yong, sosok yang dianggap berhasil membangun fondasi kuat bagi timnas muda dan senior.
“Dulu STY dibuang saat baru membangun fondasi, sekarang PSSI panen hasilnya sendiri,” tulis salah satu netizen di X (Twitter).
Namun, ada pula yang mendukung langkah PSSI dengan alasan bahwa timnas butuh pelatih yang lebih memahami karakter pemain lokal dan atmosfer sepak bola Asia Tenggara.
Akhir Sebuah Harapan
Pemecatan Patrick Kluivert menandai akhir dari babak singkat dalam perjalanan sepak bola Indonesia. Sang legenda Belanda gagal memberikan hasil yang diharapkan.
Kini, publik berharap PSSI bisa belajar dari kegagalan ini. Untuk sementara, mimpi tampil di Piala Dunia harus kembali disimpan, menunggu waktu yang lebih tepat dan pondasi yang lebih kuat untuk benar-benar terwujud.